Diskusi Panel untuk Penyusunan Indeks OMS

diskusi-panel-ahli-csoKonsil LSM Indonesia bekerjasama dengan Management System International (MSI) dan International Center for Nonprofit Law (ICNL) menggelar Diskusi Panel Ahli dalam rangka penyusunan CSO Sustainability Index for Indonesia (Indeks Keberlanjutan Organisasi Masyarakat Sipil untuk Indonesia) tahun 2014, pada 23 April lalu di Jakarta.

Diskusi tersebut melibatkan penggiat organisasi masyarakat sipil antara lain Yoke Sudarbo, Frans Toegimin, Baharuddin Solongi, Benny Susetyo, Anik Wusari, Meuthia Ganie-Rochman, Rustam Ibrahim, Eri Nugroho, Khamid Istakhori, Dina Lumbantobing dan Tuty Alawiyah. Sementara Sugiarto Santoso dan Lusi Herlina bertindak sebagai fasilitator.

Diskusi dan penyusunan indeks keberlanjutan CSO yang digelar atas dukungan USAID tersebut merupakan kegiatan pertama di Indonesia. Konsil LSM bertindak sebagai penyelenggara pertemuan dan pembuat laporan mengenai hasil temuan tersebut. MSI telah membuat indeks yang berisi laporan mengenai kekuatan dan keberlangsungan hidup CSO sejak tahun 1998 lebih dari 60 negara di 4 wilayah yakni Eropa Timur dan Eurasia, Sub-Sahara Afrika, Timur Tengah dan Afrika Utara.

Dan kini USAID memperluas penyusunan indeks tersebut ke Asia, khususnya ke Filipina, Nepal, Kamboja dan Indonesia. Hasil dari metodologi ini dimaksudkan sebagai tools yang dapat digunakan kalangan LSM, pemerintah, donor, akademisi, dan lain-lain untuk lebih memahami keberlanjutan hidup CSO di masing-masing negara.

Panel yang terdiri dari para ahli dan praktisi OMS bertugas untuk menilai dan memberi skor sektor OMS berdasarkan tujuh dimensi yang saling terkait dalam mempengaruhi kekuatan dan keberlangsungan hidup OMS. Ketujuh dimensi tersebut adalah legal environment (lingkungan hukum), organization capacity (kapasitas organisasi), financial vialibility (kemampuan finansial), advocacy (advokasi), service provision (penyediaan layanan), infrastructures (prasarana) dan public image (citra publik). Masing-masing dimensi terbagi atas beberapa indikator dengan total 35 indikator. Berdasarkan angka skor yang diberikan panel ahli tersebut, negara yang tergabung dalam penyusunan indeks ini akan dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni sustainability enhanced (keberlanjutan meningkat), sustainability evolving(keberlanjutan berkembang) dan sustainability impeded (keberlanjutan terhambat).

Penyusunan indeks bertujuan untuk menelusuri dan membandingkan kemajuan OMS di berbagai negara dari waktu ke waktu, dengan maksud meningkatkan kemampuan entitas lokal dalam melakukan self-assessment dan analisis. Indeks ini diharapkan akan mengembangkan pemahaman dan peningkatan sektor masyarakat sipil di antara donor, pemerintah dan masyarakat sipil sendiri. ***

Sumber (Teks & Foto): http://konsillsm.or.id

Leave a comment